Home » » Akulah Segala Lelah Yang Mneolak Untuk Bersuara

Akulah Segala Lelah Yang Mneolak Untuk Bersuara

Posted by Catatan P95 on Kamis, 08 Februari 2018

Tetapi aku bukanlah mesin yang di desain dengan rumus pasti, hingga pasti tak punya salah.
Tetapi aku sudah memberikan segala yang aku bisa, dan entah mengapa tak pernah terlihat di mata kalian.
Tetapi segala lelahku tak lagi kuasa untuk tetap bungkam.

Akulah segala lelah yang menolak untuk bersuara.
Akulah segala jeritan yang dipaksa untuk tetap bungkam.

Itulah tulisanku malam ini.
Tulisan yang aku post di story IG dan WA. Ah... ngapain juga aku harus menulis tulisan seperti itu? Bukankah tetap saja tidak akan ada yang peduli, bukan?

Dan aku teringat bahwa aku memiliki alat ini. Tempatku menumpahkan segala hal dikepalaku dengan sebebas-bebasnya. Aku masih tak percaya mendapati bahwa kamu termasuk salah satu yang sudi membaca tulisan ngawur ku di blog ini.

Namun tak apa. Jika kalian bersedia, aku ingin kalian tetap disini. Menemaniku menulis. Dan kali ini, saya ingin menumpahkan segala beban yang ada di kepala. Barangkali ini tak penting buat kalian. It's Okay. Saya tak meminta kalian membaca sampai habis tulisanku ini. Jika kalian tak tertarik, segera tutup tab ini dan buka situs-situs lain yang lebih bermanfaat bagi kalian.

Saya hanya ingin mengekspresikan rasa lelah saya di sini. Karena saya kira menulis adalah cara terbaik agar aku tetap bisa menjadi manusia waras. Aku tidak ingin menjadi orang berikutnya yang mati sia-sia karena bunuh diri hanya gara-gara depresi. Jadi mohon dimaklumi jika aku melampiaskannya dengan liar di sini.

Kau tahu kawan, mengapa aku menulis 'puisi' di atas? Karena memang itu yang ku rasakan. Aku rasa aku terus berusaha mengeluarkan segala hal terbaik yang bisa aku lakukan. Aku berbicara tentang pekerjaanku di sini. Tetapi, entah mengapa apa yang aku lakukan selalu saja ada kurangnya di mata mereka. Aku telah melakukan tepat apa yang mereka perintahkan. Dan selalu saja, apa yang aku kerjakan dengan sekuat yang aku bisa, selalu saja tak pernah benar di mata mereka.

Hey, aku bukanlah mesin. Aku lelah. Benar-benar lelah. Mohon maaf jika kalian menganggap dan mengatakan aku hanya bisa mengeluh, aku benar-benar bisa menerimanya. Karena... Ya. Aku sedang mengeluh saat ini. Tentang tugas untuk mengerjakan marketing online dari 0, tentang tugas untuk mengerjakan even game  dan mengundang peserta sebanyak mungkin, tentang tugas untuk membuat konten video kocak dengan skill edit videoku yang sangat berantakan, tentang tugas-tugas lain yang diminta untuk dikerjakan dalam waktu yang sama.

Gila, jangan mentang-mentang saya hanya sendiri di kota ini, tak punya keluarga dekat apalagi pacar, sehingga mereka bisa menyiksaku dengan tugas semau mereka tanpa pernah mereka peduli seperti apa yang terjadi dalam diriku.

Ada jeritan berupa aku ingin menyerah yang ingin aku teriakkan, tetapi aku tak pernah punya keberanian meneriakkannya. Ada rasa yang luar biasa lelah baik di fisik dan batinku yang harus selalu aku sembunyikan.

Setiap hari, dengan hal-hal sebangsat itu, aku dipaksa untuk tetap tersenyum, dengan segala hal-hal yang menurut mereka tak penting yang memang harus disembunyikan.

Kawan, aku sungguh menerima jika kalian menganggap bahwa bebanku ini belum seberapa. Aku sungguh menerima jika kalian ingin berkata bahwa di luar sana masih banyak yang tidak seberuntung aku. Iya, kawan. Aku hanya bisa mengeluh. Tetapi aku memang merasa perlu mengungkapkan uneg-uneg ini, karena aku tak mungkin terus menerus memendamnya.

Aku hanya merasa perlu bercerita karena aku tak punya siapa pun kecuali Tuhan untuk diajak bercerita. Karena itu lah aku menceritakan semua ini kepada kalian. Aku cuma butuh di dengar kawan. Aku cuma butuh orang untuk mendengar ceritaku. Dan aku menemukannya di sini. Kalian.

Aku juga sama seperti kalian. Punya perasaan cinta dan rindu. Tetapi lupakanlah sejenak hal itu. Karena itu akan aku tuliskan lagi dalam bentuk tulisan yang lainnya. Entah itu puisi atau apa lagi.

Dan aku ingin kalian tetap di sini. Menemaniku menulis. Menjadi orang pilihanku untuk mendengar ceritaku. Aku butuh tempat untuk bercerita agar segala depresiku bisa tersalurkan tanpa menimbulkan banyak masalah baru di hidupku. Terima kasih untuk kalian yang masih setia membaca tulisanku. Sampai juga di post selanjutnya...

Thanks for reading & sharing Catatan P95

Previous
« Prev Post

0 komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Label