Tetapi aku bukanlah mesin yang di desain dengan rumus pasti, hingga pasti tak punya salah.
Tetapi aku sudah memberikan segala yang aku bisa, dan entah mengapa tak pernah terlihat di mata kalian.
Tetapi segala lelahku tak lagi kuasa untuk tetap bungkam.
Akulah segala lelah yang menolak untuk bersuara.
Akulah segala jeritan yang dipaksa untuk tetap bungkam.
Itulah tulisanku malam ini.
Tulisan yang aku post di story IG dan WA. Ah... ngapain juga aku harus menulis tulisan seperti itu? Bukankah tetap saja tidak akan ada yang peduli, bukan?
Dan
aku teringat bahwa aku memiliki alat ini. Tempatku menumpahkan segala
hal dikepalaku dengan sebebas-bebasnya. Aku masih tak percaya mendapati
bahwa kamu termasuk salah satu yang sudi membaca tulisan ngawur ku di blog ini.
Namun
tak apa. Jika kalian bersedia, aku ingin kalian tetap disini.
Menemaniku menulis. Dan kali ini, saya ingin menumpahkan segala beban
yang ada di kepala. Barangkali ini tak penting buat kalian. It's Okay.
Saya tak meminta kalian membaca sampai habis tulisanku ini. Jika kalian
tak tertarik, segera tutup tab ini dan buka situs-situs lain yang lebih
bermanfaat bagi kalian.
Saya hanya ingin
mengekspresikan rasa lelah saya di sini. Karena saya kira menulis adalah
cara terbaik agar aku tetap bisa menjadi manusia waras. Aku tidak ingin
menjadi orang berikutnya yang mati sia-sia karena bunuh diri hanya
gara-gara depresi. Jadi mohon dimaklumi jika aku melampiaskannya dengan
liar di sini.
Kau tahu kawan, mengapa aku menulis
'puisi' di atas? Karena memang itu yang ku rasakan. Aku rasa aku terus
berusaha mengeluarkan segala hal terbaik yang bisa aku lakukan. Aku
berbicara tentang pekerjaanku di sini. Tetapi, entah mengapa apa yang
aku lakukan selalu saja ada kurangnya di mata mereka. Aku telah
melakukan tepat apa yang mereka perintahkan. Dan selalu saja, apa yang
aku kerjakan dengan sekuat yang aku bisa, selalu saja tak pernah benar
di mata mereka.
Hey, aku bukanlah mesin. Aku lelah.
Benar-benar lelah. Mohon maaf jika kalian menganggap dan mengatakan aku
hanya bisa mengeluh, aku benar-benar bisa menerimanya. Karena... Ya. Aku
sedang mengeluh saat ini. Tentang tugas untuk mengerjakan marketing
online dari 0, tentang tugas untuk mengerjakan even game dan mengundang
peserta sebanyak mungkin, tentang tugas untuk membuat konten video
kocak dengan skill edit videoku yang sangat berantakan, tentang
tugas-tugas lain yang diminta untuk dikerjakan dalam waktu yang sama.
Gila,
jangan mentang-mentang saya hanya sendiri di kota ini, tak punya
keluarga dekat apalagi pacar, sehingga mereka bisa menyiksaku dengan
tugas semau mereka tanpa pernah mereka peduli seperti apa yang terjadi
dalam diriku.
Ada jeritan berupa aku ingin menyerah
yang ingin aku teriakkan, tetapi aku tak pernah punya keberanian
meneriakkannya. Ada rasa yang luar biasa lelah baik di fisik dan batinku
yang harus selalu aku sembunyikan.
Setiap hari, dengan
hal-hal sebangsat itu, aku dipaksa untuk tetap tersenyum, dengan segala
hal-hal yang menurut mereka tak penting yang memang harus
disembunyikan.
Kawan, aku sungguh menerima jika kalian
menganggap bahwa bebanku ini belum seberapa. Aku sungguh menerima jika
kalian ingin berkata bahwa di luar sana masih banyak yang tidak
seberuntung aku. Iya, kawan. Aku hanya bisa mengeluh. Tetapi aku memang
merasa perlu mengungkapkan uneg-uneg ini, karena aku tak mungkin terus
menerus memendamnya.
Aku hanya merasa perlu bercerita
karena aku tak punya siapa pun kecuali Tuhan untuk diajak bercerita.
Karena itu lah aku menceritakan semua ini kepada kalian. Aku cuma butuh
di dengar kawan. Aku cuma butuh orang untuk mendengar ceritaku. Dan aku
menemukannya di sini. Kalian.
Aku juga sama seperti
kalian. Punya perasaan cinta dan rindu. Tetapi lupakanlah sejenak hal
itu. Karena itu akan aku tuliskan lagi dalam bentuk tulisan yang
lainnya. Entah itu puisi atau apa lagi.
Dan aku ingin
kalian tetap di sini. Menemaniku menulis. Menjadi orang pilihanku untuk
mendengar ceritaku. Aku butuh tempat untuk bercerita agar segala
depresiku bisa tersalurkan tanpa menimbulkan banyak masalah baru di
hidupku. Terima kasih untuk kalian yang masih setia membaca tulisanku.
Sampai juga di post selanjutnya...
Thanks for reading & sharing Catatan P95
0 komentar:
Posting Komentar