Featured Post
Featured Post
Tak Tahu Ini Tulisan Apa
Mendadak aku tak tahu ingin menulis apa. Aku ingin menuliskan tentang dirimu. Tetapi semua kata-kataku tak pernah bisa menyentuh segala keru...
Mendadak aku tak tahu ingin menulis apa. Aku ingin menuliskan tentang dirimu. Tetapi semua kata-kataku tak pernah bisa menyentuh segala kerumitan tentang dirimu. Padahal, kekasih. Jarakku denganmu hanya sebatas kedua kelopak mata. Aku melihat bayanganmu di setiap penjuru. Tetapi hanya sebatas itu.
Hanya sebatas itu aku bisa merengkuhmu. Dan selebihnya aku hanya bisa menghayati betapa Maha Asyiknya Tuhan kita ini. Aku tak pernah tahu kamu akan datang ke tempat ini selayaknya kamu yang tak pernah tahu seseorang seperti aku juga berada di tempat yang sama. Dan kita terjebak dalam perasaan dimana kendali kita tak lagi berarti.
Kita sama-sama tahu bahwa waktu bisa sangat kejam. Dan kita sama-sama mengerti bahwa pintu perpisahan sudah terlihat bahkan sebelum setapak kakimu menjejak di pintu masuk tempat ini. Kita sama-sama mengerti apa yang akan terjadi, sekalipun ku rasa aku dan kamu tak pernah menyangka bahwa waktu akan berjalan secepat ini.
Tetapi perasaan itu selalu dibiarkan tetap beku. Yang aku tahu aku hanya merindukanmu. Lagi dan lagi. Tetapi diriku tetap tak mau mengaku. Seperti dirimu yang juga memilih untuk tetap bisu. Meskipun aku tetap saja ragu bahwa segala perasaanmu itu untukku.
Wahai... kamu. Jika pun benar perasaanmu itu untuk diriku, sungguh aku tak pantas untuk kehormatan itu. Mencintai dan merindukanku... bisa jadi itu adalah kesalahan terbesarmu sepanjang engkau bernafas di bumi ini.
Jangan pernah tanyakan mengapa aku masih di sini. Jangan pernah tanyakan mengapa ada rasa ini. Dengan segala kejujuran aku akan menjawabnya dengan kata-kata yang membuatmu kecewa setengah mati: "Aku Tidak Tahu".
Dan selagi aku menikmati cangkir demi cangkir kopi kesepianku, aku sudah cukup bahagia dengan kenyataan bahwa aku belum bisa merdeka dari kenangan.
kenangan tentang kamu dan selalu tentang kamu
Hanya sebatas itu aku bisa merengkuhmu. Dan selebihnya aku hanya bisa menghayati betapa Maha Asyiknya Tuhan kita ini. Aku tak pernah tahu kamu akan datang ke tempat ini selayaknya kamu yang tak pernah tahu seseorang seperti aku juga berada di tempat yang sama. Dan kita terjebak dalam perasaan dimana kendali kita tak lagi berarti.
Kita sama-sama tahu bahwa waktu bisa sangat kejam. Dan kita sama-sama mengerti bahwa pintu perpisahan sudah terlihat bahkan sebelum setapak kakimu menjejak di pintu masuk tempat ini. Kita sama-sama mengerti apa yang akan terjadi, sekalipun ku rasa aku dan kamu tak pernah menyangka bahwa waktu akan berjalan secepat ini.
Tetapi perasaan itu selalu dibiarkan tetap beku. Yang aku tahu aku hanya merindukanmu. Lagi dan lagi. Tetapi diriku tetap tak mau mengaku. Seperti dirimu yang juga memilih untuk tetap bisu. Meskipun aku tetap saja ragu bahwa segala perasaanmu itu untukku.
Wahai... kamu. Jika pun benar perasaanmu itu untuk diriku, sungguh aku tak pantas untuk kehormatan itu. Mencintai dan merindukanku... bisa jadi itu adalah kesalahan terbesarmu sepanjang engkau bernafas di bumi ini.
Jangan pernah tanyakan mengapa aku masih di sini. Jangan pernah tanyakan mengapa ada rasa ini. Dengan segala kejujuran aku akan menjawabnya dengan kata-kata yang membuatmu kecewa setengah mati: "Aku Tidak Tahu".
Dan selagi aku menikmati cangkir demi cangkir kopi kesepianku, aku sudah cukup bahagia dengan kenyataan bahwa aku belum bisa merdeka dari kenangan.
kenangan tentang kamu dan selalu tentang kamu
P95
Unknown
Februari 24, 2018
New Google SEO
Bandung, Indonesia
Tetapi aku bukanlah mesin yang di desain dengan rumus pasti, hingga pasti tak punya salah.
Tetapi aku sudah memberikan segala yang aku bisa, dan entah mengapa tak pernah terlihat di mata kalian.
Tetapi segala lelahku tak lagi kuasa untuk tetap bungkam.
Akulah segala lelah yang menolak untuk bersuara.
Akulah segala jeritan yang dipaksa untuk tetap bungkam.
Itulah tulisanku malam ini.
Tulisan yang aku post di story IG dan WA. Ah... ngapain juga aku harus menulis tulisan seperti itu? Bukankah tetap saja tidak akan ada yang peduli, bukan?
Dan aku teringat bahwa aku memiliki alat ini. Tempatku menumpahkan segala hal dikepalaku dengan sebebas-bebasnya. Aku masih tak percaya mendapati bahwa kamu termasuk salah satu yang sudi membaca tulisan ngawur ku di blog ini.
Namun tak apa. Jika kalian bersedia, aku ingin kalian tetap disini. Menemaniku menulis. Dan kali ini, saya ingin menumpahkan segala beban yang ada di kepala. Barangkali ini tak penting buat kalian. It's Okay. Saya tak meminta kalian membaca sampai habis tulisanku ini. Jika kalian tak tertarik, segera tutup tab ini dan buka situs-situs lain yang lebih bermanfaat bagi kalian.
Saya hanya ingin mengekspresikan rasa lelah saya di sini. Karena saya kira menulis adalah cara terbaik agar aku tetap bisa menjadi manusia waras. Aku tidak ingin menjadi orang berikutnya yang mati sia-sia karena bunuh diri hanya gara-gara depresi. Jadi mohon dimaklumi jika aku melampiaskannya dengan liar di sini.
Kau tahu kawan, mengapa aku menulis 'puisi' di atas? Karena memang itu yang ku rasakan. Aku rasa aku terus berusaha mengeluarkan segala hal terbaik yang bisa aku lakukan. Aku berbicara tentang pekerjaanku di sini. Tetapi, entah mengapa apa yang aku lakukan selalu saja ada kurangnya di mata mereka. Aku telah melakukan tepat apa yang mereka perintahkan. Dan selalu saja, apa yang aku kerjakan dengan sekuat yang aku bisa, selalu saja tak pernah benar di mata mereka.
Hey, aku bukanlah mesin. Aku lelah. Benar-benar lelah. Mohon maaf jika kalian menganggap dan mengatakan aku hanya bisa mengeluh, aku benar-benar bisa menerimanya. Karena... Ya. Aku sedang mengeluh saat ini. Tentang tugas untuk mengerjakan marketing online dari 0, tentang tugas untuk mengerjakan even game dan mengundang peserta sebanyak mungkin, tentang tugas untuk membuat konten video kocak dengan skill edit videoku yang sangat berantakan, tentang tugas-tugas lain yang diminta untuk dikerjakan dalam waktu yang sama.
Gila, jangan mentang-mentang saya hanya sendiri di kota ini, tak punya keluarga dekat apalagi pacar, sehingga mereka bisa menyiksaku dengan tugas semau mereka tanpa pernah mereka peduli seperti apa yang terjadi dalam diriku.
Ada jeritan berupa aku ingin menyerah yang ingin aku teriakkan, tetapi aku tak pernah punya keberanian meneriakkannya. Ada rasa yang luar biasa lelah baik di fisik dan batinku yang harus selalu aku sembunyikan.
Setiap hari, dengan hal-hal sebangsat itu, aku dipaksa untuk tetap tersenyum, dengan segala hal-hal yang menurut mereka tak penting yang memang harus disembunyikan.
Kawan, aku sungguh menerima jika kalian menganggap bahwa bebanku ini belum seberapa. Aku sungguh menerima jika kalian ingin berkata bahwa di luar sana masih banyak yang tidak seberuntung aku. Iya, kawan. Aku hanya bisa mengeluh. Tetapi aku memang merasa perlu mengungkapkan uneg-uneg ini, karena aku tak mungkin terus menerus memendamnya.
Aku hanya merasa perlu bercerita karena aku tak punya siapa pun kecuali Tuhan untuk diajak bercerita. Karena itu lah aku menceritakan semua ini kepada kalian. Aku cuma butuh di dengar kawan. Aku cuma butuh orang untuk mendengar ceritaku. Dan aku menemukannya di sini. Kalian.
Aku juga sama seperti kalian. Punya perasaan cinta dan rindu. Tetapi lupakanlah sejenak hal itu. Karena itu akan aku tuliskan lagi dalam bentuk tulisan yang lainnya. Entah itu puisi atau apa lagi.
Dan aku ingin kalian tetap di sini. Menemaniku menulis. Menjadi orang pilihanku untuk mendengar ceritaku. Aku butuh tempat untuk bercerita agar segala depresiku bisa tersalurkan tanpa menimbulkan banyak masalah baru di hidupku. Terima kasih untuk kalian yang masih setia membaca tulisanku. Sampai juga di post selanjutnya... Unknown Februari 08, 2018 New Google SEO Bandung, Indonesia
Tetapi aku sudah memberikan segala yang aku bisa, dan entah mengapa tak pernah terlihat di mata kalian.
Tetapi segala lelahku tak lagi kuasa untuk tetap bungkam.
Akulah segala lelah yang menolak untuk bersuara.
Akulah segala jeritan yang dipaksa untuk tetap bungkam.
Itulah tulisanku malam ini.
Tulisan yang aku post di story IG dan WA. Ah... ngapain juga aku harus menulis tulisan seperti itu? Bukankah tetap saja tidak akan ada yang peduli, bukan?
Dan aku teringat bahwa aku memiliki alat ini. Tempatku menumpahkan segala hal dikepalaku dengan sebebas-bebasnya. Aku masih tak percaya mendapati bahwa kamu termasuk salah satu yang sudi membaca tulisan ngawur ku di blog ini.
Namun tak apa. Jika kalian bersedia, aku ingin kalian tetap disini. Menemaniku menulis. Dan kali ini, saya ingin menumpahkan segala beban yang ada di kepala. Barangkali ini tak penting buat kalian. It's Okay. Saya tak meminta kalian membaca sampai habis tulisanku ini. Jika kalian tak tertarik, segera tutup tab ini dan buka situs-situs lain yang lebih bermanfaat bagi kalian.
Saya hanya ingin mengekspresikan rasa lelah saya di sini. Karena saya kira menulis adalah cara terbaik agar aku tetap bisa menjadi manusia waras. Aku tidak ingin menjadi orang berikutnya yang mati sia-sia karena bunuh diri hanya gara-gara depresi. Jadi mohon dimaklumi jika aku melampiaskannya dengan liar di sini.
Kau tahu kawan, mengapa aku menulis 'puisi' di atas? Karena memang itu yang ku rasakan. Aku rasa aku terus berusaha mengeluarkan segala hal terbaik yang bisa aku lakukan. Aku berbicara tentang pekerjaanku di sini. Tetapi, entah mengapa apa yang aku lakukan selalu saja ada kurangnya di mata mereka. Aku telah melakukan tepat apa yang mereka perintahkan. Dan selalu saja, apa yang aku kerjakan dengan sekuat yang aku bisa, selalu saja tak pernah benar di mata mereka.
Hey, aku bukanlah mesin. Aku lelah. Benar-benar lelah. Mohon maaf jika kalian menganggap dan mengatakan aku hanya bisa mengeluh, aku benar-benar bisa menerimanya. Karena... Ya. Aku sedang mengeluh saat ini. Tentang tugas untuk mengerjakan marketing online dari 0, tentang tugas untuk mengerjakan even game dan mengundang peserta sebanyak mungkin, tentang tugas untuk membuat konten video kocak dengan skill edit videoku yang sangat berantakan, tentang tugas-tugas lain yang diminta untuk dikerjakan dalam waktu yang sama.
Gila, jangan mentang-mentang saya hanya sendiri di kota ini, tak punya keluarga dekat apalagi pacar, sehingga mereka bisa menyiksaku dengan tugas semau mereka tanpa pernah mereka peduli seperti apa yang terjadi dalam diriku.
Ada jeritan berupa aku ingin menyerah yang ingin aku teriakkan, tetapi aku tak pernah punya keberanian meneriakkannya. Ada rasa yang luar biasa lelah baik di fisik dan batinku yang harus selalu aku sembunyikan.
Setiap hari, dengan hal-hal sebangsat itu, aku dipaksa untuk tetap tersenyum, dengan segala hal-hal yang menurut mereka tak penting yang memang harus disembunyikan.
Kawan, aku sungguh menerima jika kalian menganggap bahwa bebanku ini belum seberapa. Aku sungguh menerima jika kalian ingin berkata bahwa di luar sana masih banyak yang tidak seberuntung aku. Iya, kawan. Aku hanya bisa mengeluh. Tetapi aku memang merasa perlu mengungkapkan uneg-uneg ini, karena aku tak mungkin terus menerus memendamnya.
Aku hanya merasa perlu bercerita karena aku tak punya siapa pun kecuali Tuhan untuk diajak bercerita. Karena itu lah aku menceritakan semua ini kepada kalian. Aku cuma butuh di dengar kawan. Aku cuma butuh orang untuk mendengar ceritaku. Dan aku menemukannya di sini. Kalian.
Aku juga sama seperti kalian. Punya perasaan cinta dan rindu. Tetapi lupakanlah sejenak hal itu. Karena itu akan aku tuliskan lagi dalam bentuk tulisan yang lainnya. Entah itu puisi atau apa lagi.
Dan aku ingin kalian tetap di sini. Menemaniku menulis. Menjadi orang pilihanku untuk mendengar ceritaku. Aku butuh tempat untuk bercerita agar segala depresiku bisa tersalurkan tanpa menimbulkan banyak masalah baru di hidupku. Terima kasih untuk kalian yang masih setia membaca tulisanku. Sampai juga di post selanjutnya... Unknown Februari 08, 2018 New Google SEO Bandung, Indonesia
Akankah kita hanya bersenda gurau saja?
Bukankah setiap perasaan adalah kejujuran tak terbantahkan?
Dan layakkah perasaan ini terus menerus dibohongi?
Mengapa kita selalu menipu diri?
Pada setiap tawamu,
Aku rasakan pilu.
Pada setiap candamu,
Cemburu tidak mau di tipu.
Pada segala ketidakmengertianmu,
Inilah kejujuranku.
Tetapi aku masih di sini.
Mengabadikanmu kepada puisi.
Dan kelak ketika aku tergolek mati.
Dirimu tetap abadi di puisi-puisi ini
P95 Unknown Januari 21, 2018 New Google SEO Bandung, Indonesia
Bukankah setiap perasaan adalah kejujuran tak terbantahkan?
Dan layakkah perasaan ini terus menerus dibohongi?
Mengapa kita selalu menipu diri?
Pada setiap tawamu,
Aku rasakan pilu.
Pada setiap candamu,
Cemburu tidak mau di tipu.
Pada segala ketidakmengertianmu,
Inilah kejujuranku.
Tetapi aku masih di sini.
Mengabadikanmu kepada puisi.
Dan kelak ketika aku tergolek mati.
Dirimu tetap abadi di puisi-puisi ini
P95 Unknown Januari 21, 2018 New Google SEO Bandung, Indonesia
Jangan pernah menyalahkan perasaan yang mampir di hatimu. Terkadang, kamu ingin menyalahkan perasaan yang hadir. Menyalahkan dia. Menyalahkan pertemuan. Sampai-sampai ada yang enggak sengaja menyalahkan Tuhan. Tetapi pernahkah kamu berfikir untuk menyalahkan dirimu sendiri?
Lupakan dulu soal salah menyalahkan. Buanglah itu jauh-jauh. Tidak selamanya perasaan yang ada, dalam kasus ini kita berbicara tentang cinta atau rasa suka, berbanding lurus dengan rasa ingin memiliki. Tuhan berbicara melalui banyak kesempatan. Banyak peristiwa. Perasaan adalah salah satunya.
Melalui perasaan, barangkali Tuhan sedang berinteraksi dengan kamu. Menunjukkan salah satu bukti betapa Maha Hebat Dia. Bayangkan saja, kamu adalah pemilik jasadmu. Jiwamu, bersemayam di situ. Tetapi kamu tidak mampu membendung ataupun menolak perasaan yang ada. Perasaan hadir tanpa permisi.
Kamu, yang saat ini sedang dilanda jatuh cinta, berusahalah belajar memahami tentang perasaan itu sendiri. Hingga kamu mengerti dan bisa menghargai yang namanya perasaan. Maksud saya, jika kamu terluka, maka kamu cukup tahu bagaimana rasa luka itu, sehingga (seharusnya) kamu tidak melakukan hal yang sama pada orang lain.
Ketika hatimu, tertambat pada seseorang yang sudah bahagia dengan orang lain. Barangkali Tuhan ingin kamu belajar tentang rasa ikhlas. Tuhan ingin agar kamu belajar untuk menundukkan egoisme.
Memang seringkali kita berfikir bahwa: "buat apa saya harus memperhatikan perasaan orang lain, atau buat apa saya harus menundukkan ego saya jika orang lain tidak bisa menghargai perasaan saya". Saya tahu itu, karena saya sendiri pernah berfikiran seperti itu. Tetapi semuanya tergantung kamu. Mengalah dan mengikhlaskan tidak selamanya simbol menyerah. Bagi saya justru itulah pertempuran terhebat yang pernah kita lakukan. Kita mencoba berdamai dengan diri kita. Dan saya sedang tidak ingin meminta persetujuan dari kalian, para pembaca. Karena, bagaimana pun juga hanya kamu lah yang paling mengerti apa yang kamu rasakan.
Tuhan berinteraksi dengan kita melalui banyak hal. Saya bukanlah ustadz, pendeta, biksu, atau semacamnya. Saya hanya orang yang mempercayai bahwa Tuhan itu ada. Bersama kita. Saya ingin kalian percaya dengan takdir. Saya ingin kalian ikut percaya bahwa Tuhan memang punya rencana yang indah bagi kita.
P95
Unknown
Oktober 03, 2017
New Google SEO
Bandung, Indonesia
Peduli setan siapa kamu siapa dia
Karena cinta tak pernah peduli ke hati mana dia bertahta
Tanpa permisi
Aku akan menjelaskan dengan bahasa yang paling sederhana
Aku mencintaimu sepenuh hati
Tak peduli lagi tepat atau tidak
Tak peduli lagi benar atau salah
Tak peduli lagi baik atau buruk
Bagiku mencintaimu adalah pilihan
Dan aku lebih memilih untuk tenggelam
Kau telah menarikku, menempatkan diriku di jurang terdalam
dalam semesta perasaan ini
Pilihanku, bukanlah untuk melawannya
Aku lebih memilih untuk menerimanya
Larut dalam arus perasaan, entah kemana pun itu muaranya
Sesakit apa pun
Karena aku tahu
Melawannya, hanya akan berakhir pada rasa sakit yang lebih menyedihkan
P95
Unknown
September 29, 2017
New Google SEO
Bandung, Indonesia
Jarak antara kita
Hanyalah sebatas tutupan mata
Di alam yang aku belum pernah punya kendali atas diriku sendiri
Engkau hadir. Dengan sangat nyata
Aku tak akan pernah bertanya mengenai pertemuan kita
Aku tak kan menyalahkan kenapa aku disini
Aku tak kan pernah protes kepada kekuatan yang memainkan ini semua
Aku datang
Dan engkau pergi
Kamu adalah cinta ternyata yang pernah aku rasakan
Rindu terdalam yang pernah engkau kenalkan kepadaku
Sekalipun sebagian sisi dari diri ini, ingin rasanya menuntut tanya kepada Tuhan
Bertanya mengapa kita harus dipertemukan
Dan yang terpenting adalah bertanya mengapa rasa ini harus dibebankann kepadaku
Dan pikiranku hanya sampai pada pemahaman bahwa ini semua adalah proses
Pergilah kemana pun engkau ingin pergi
Menuju tempat yang engkau tuju
Melakukan hal-hal yang sangat ingin kau lakukan
Dan jika pada akhirnya engkau memanglah untukku,
sejauh apapun kamu pergi,
Kamu akan selalu tahu jalan untuk kembali
P95
Unknown
September 29, 2017
New Google SEO
Bandung, Indonesia
Jika kalian adalah salah satu yang percaya bahwa bahkan kecoak sekalipun ada gunanya, seharusnya kalian juga pea.rcaya bahwa tulisan ini, seaneh dan se-enggak menarik apapun bentuknya pastilah bermanfaat, Setidaknya jika itu tidak bermanfaat bagi para pembaca, saya lah yang akan merasakan.
Menulis bukanlah hobi saya. Tetapi menulis adalah kegiatan yang saya anggap sebagai refreshing, pengobatan, pelampiasan, atau semacamnya. Saya teringat satu kalimat dalam novel Partikel karya Dee, bahwa tidak ada yang lebih menyakitkan daripada kepedihan yang tak bisa ditangiskan. Kalimat tersebut menginspirasi saya untuk membuat blog ini. Bahwa ini adalah sarana untuk saya bicara. Bahwa ini adalah 'tempat sampah' untuk segala tumpukan 'sampah' baik itu yang ada di otak maupun yang ada di batin yang sekalian lama tak punya tempat untuk dibuang.
Saya tidak akan berusaha puitis atau menggunakan bahasa sastra tingkat tinggi dan semacamnya. Saya hanya ingin menulis apa yang ingin saya tuliskan. Itu saja.
Ada saatnya dalam hidup ini kita tidak menemukan satu tempat sarana untuk bercerita yang bisa melegakan perasaan kita. Entah itu karena tak ada satu manusia pun yang sanggup memahami apa yang kita rasakan, ataukah diri kita pribadi yang justru menyulitkan diri kita sendiri. Bahwa memendam apapun itu bukanlah perkara yang mmudah. Sesuatu yang mengganjal di hati kita perlu adanya pelampiasan atau itu akan menjadi parasit dalam diri kita dan mulai menggerogoti diri kita dari dalam.
Saya sama sekali tak peduli apa pun pendapat pembaca tentang blog ini. Saya hanya ingin menulis dan hanya itu. Bahwa jika semua yang ada dalam blog ini adalah omong kosong bagi Anda, bagi saya pribadi, ini adalah tempat dan sarana agar saya bisa tetap waras.
p95
Unknown
September 27, 2017
New Google SEO
Bandung, Indonesia